Sabtu, 29 Juni 2013

Jadilah Sumber Bunyi Yang Paling Mulia....

Bismillah,

Assalamu'alaikum Wr Wb,
Apa kabar para bunda sholihah? yang tengah merentas jalan ikhtiar menjadi bunda sholihah nan karimah pembangun peradaban mulia, karena aset umat (generasi) berada ditangan para bunda sekalian :). *peluk dan salim satu persatu, untuk meluruhkan dosa-dosa diantara tangan yang saling berjabat he he he.

Seperti biasa dari madrasah rumah sang mujahid kami ingin berbagi rekam jejak kisah kelana ruang belajar sang mujahid, ruang belajar malam ini mengusung tema "Jadilah Sumber Bunyi Yang Paling Mulia "

Bunda Solihah, malam ini ba'da magrib sang mujahid sepulang mengikuti halqoh yang di isi oleh Ayahnya dikomplek perumahan yang tidak jauh dari kediaman kami, ianya menghampiri bundanya mengisahkan kebersamaan aktivitas dakwah yang dijalani bersama Ayahnya,  kebersamaan seperti ini bukanlah hal baru bagi sang mujahid, karena sedari dalam rahim ianya telah melakat bersama bunda dalam suasana dakwah, kami selaku orang tua ananda Ammar silih berganti mengajaknya untuk hadir dimajelis-majelis ilmu, mengunjungi  rumah-rumah para ibu/bapak lainya untuk belajar dan mengajarkan ilmu-ilmu agama, karena kami ingin sang mujahid  menjadi tunas unggul yang tumbuh dalam lingkaran kafilah dakwah ilallah.




Kisah kebersamaan dalam majelis ilmu (halqoh) sang mujahid luahkan dalam rupa diskusi bersama bunda, "bunda tadi aku ikut halqoh ayah di rumah ustadz fulan, pulangnya aku dikasih kue, enak lho bunda, bunda mau?", bunda menyabut tawaran sang mujahid dengan mengajukan pertanyaan " di halqoh tadi ammar belajar apa nak?" sang mujahid memberikan sepotong kue kebundanya sembari menjawab apa yang ditanyakan oleh bundanya " tentang syariat Allah dan khilafah bunda". "oh begitu" bunda menimpali sembari mengajak  diskusi lebih jauh lagi dalam rangka menghujamkan pilihan sebagai pengemban dakwah dengan menggunakan fakta sains yang sederhana  yaitu sumber bunyi yang  harapannya sang mujahid dapat menjatuhkan pilihan aktivitas dijalan yang sama yaitu sebagai penyambung risalah yang dibawa oleh baginda Rosullah SAW.


Bunda mengarak pendalaman diskusi dengan mengatakan "nak tadi dalam halqoh pasti banyak sumber bunyi nya dung?", sumber bunyi dengan nada keheranan, "maksud bunda sumber bunyi itu apa yah bunda?" hmmm  bunda mulai masuk pada sesi penjelasan " nak, sumber bunyi itu segalah sesuatu yang bisa menghasilkan bunyi", penjelasan dalam ranah definisi tak cukup bagi sang mujahid agar ianya semakin faham terkait sumber bunyi, bunda dekatkan fakta sumber bunyi dengan melakukan explorasi kepada sang mujahid , " coba Ammar cari dan amati, apa saja sumber bunyi yang ada di dekat Ammar?!".... sambil mikir sejenak sang mujahid mulai menjawab dengan mengatakan, " tangan ammar yang ammar tepuk-tepuk, ammar teriak, gelas yang ammar pukul-pukul pakai sendok bunda", kecakapan dalam menjawab pertannyaan yang bunda ajukan bunda apresiasikan dengan pujian kepada sang mujahid " masyaallah anak bunda hebat :), Allah adalah Al-Aalim, yang memberikan petunjuk kepada Ammar, dengan ilmu Yang Allah berikan kepada Ammar, Ammar mampu menjawab pertanyaan bunda dengan benar :)" dan penjelasan bunda lanjutkan dengan mengatakan " nak, saat halqoh ayah Ammar jadi sumber bunyi, suara- suara diskusi yang ada dihalqoh juga sumber bunyi, ustadz yang orasi saat aksi masiroh adalah sumber bunyi, Ammar memekikkan suara takbir adalah sumber bunyi, Ammar menyanyi lagu jayalah khilafah juga jadi sumber bunyi " menatap wajah bunda semberai berguman " Ammar orasi sumber bunyi juga?!"  bunda menjawab " betul nak, bunyi atau suara orang yang berbicara, berorasi, bernyanyi, berteriak, menangis berasal dari pita suara, pita suara terletak didalam leher nak, pita suara saat ammar berbicara atau ayah berbicara saat mengisi halqoh  akan bergetar, dan getaran di pita suara membuat Ammar atau Ayah bisa menghasilkan suara, getaran yang ada menandakan bunyi atau suara memiliki  energi nak". Ammar semakin penasaran "bunda" sang mujahid kembali bertanya " suara Ammar  keceng lho bunda saat teriak atau orasi, tapi suara ayah ga kenceng saat ngisi halqoh kenapa bunda ?!" anak sholih :) " keceng atau nggak nya suara Ammar atau Ayah sangat bergantung pada besar atau kecilnya energi bunyi yang dihasilkan oleh sumber bunyi"  bunda persuasifkan fakta dengan memberikan contoh " kalo Ammar mau ngomong depan orang banyak Ammar harus punya energi suara/bunyi yang besar, dan kalo ayah cuma ngisi halqoh  3-5 orang tidak harus dengan energi bunyi yang besar , serta  kenceng nggak nya suara yang kita denger tergantung jauh atau dekatnya sumber bunyi dari telinga kita" paham nak? hmmm " in sha Allah bunda " bunda mengelus  ubun- ubun Ammar sembari berdo' a" Allohuma faqqihu fi diin " , untuk menguatkan pelajaran malam ini agar dapat menancap kuat dalam benak Sang mujahid agar menjadi sebuah pemahaman  dalam kapasitas level usia sang mujahid, bunda mengajak Sang mujahid untuk praktek langsung  terkait fakta getaran yang dihasilkan oleh sumber bunyi, dengan mengambil  gelas yang di isi air  bening, kemudian bunda menyuruh Ammar berteriak serta memukul mukul gelas tersebut dengan stik ice cream, dari situ sang mujahid dapat melihat gelas yang bergetar jika disekitar gelas tersebut ada sumber bunyi, sebagai mana bukti tersebut dapat dilihat pada foto berikut ini :).



Ruang diskusi malam ini merupakan proses pembelajaran  bersama bagi Ayah, bunda dan Ammar, dan  bunda selipkan  seutas nasihat dalam rupa pesan sederhana  " nak, jadilah Ammar sebagai sumber bunyi yang paling mulia  dalam rangka menggetarkan pikiran dan perasan ummat karena menyeru orang  kembali kepada jalan Rabbnya dengan Islam Kaffah  adalah sebuah amal yang mulia, agar kelak engkau dapat memakai mahkota kemuliaan karena elok putik dakwah yang engkau lakukan sebagai sebuah kewajiban, semata- mata  karena lillah billah  dalam parade mulia bersama kafillah dakwah ilallah yaitu pejuang syariah dan khilafah, jadilah sumber bunyi yang menyerukan  perubahan besar dunia menuju khilafah", dengan suaramu gemakan, gemakan terus islam sebagai sebuah way of life (ideologi). Tak putus- putusnya nasehat yang senada bunda gaungkan dalam kebersamaan kita jadilah engkau  lentera bagi sekitar .


Duhai Mujahid Ayah dan Bunda  engkau haruslah lebih baik dari kami, karena engkau telah mengenal Islam sejak dari rahim bunda, dan kami iltizamkan kelahiranmu  hanya untuk perjuangan Islam , Penolong Agama Allah,  Nak, pekikkan " nahnu ansharallahu"
Begitulah rona ruang belajar madrasah rumah kami malam ini, dari  pelajaran sains sederhana yaitu sumber bunyi  selain sang mujahid memahami kompetensi terkait  identifikasi sumber bunyi, disini kamipun dapat melebarkan  kompetensi dasar  lainnya bagi sang mujahid yaitu untuk memahamkan  bahwasannya menyeru orang kembali kejalan Rabbnya dengan Islam kaffah (dakwah) adalah sebuah kewajiban sekaligus aktivitas yang paling mulia sebagai mana firman Allah dalam  Q.S Ali Imron Ayat 104 :
"“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS: Ali Imron ; 104) serta qur'an surat An-nahl ayat 125 yaitu : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl : 125) 

Bunda sholihah, semoga kisah diatas, bisa saling berbagi inspirasi, merentas jalan ikhtiar untuk menjadikan anak-anak kita sebagai generasi khoiru ummah 
 "Allahuma faqiihu Fi Diin" 
salam hangat, 
Ummu Ammar 
 wassalam,

Rabu, 19 Juni 2013

Belajar tentang Waktu sebagai Modal Kehidupan dengan pendekatan elapsed time

Assalamu'alaikum wr wb,

Apa kabar Bunda sholihah? semoga menjumpai bunda dan keluarga dalam keadaan sehat wal'afiat serta penuh keberkahan ^-^ *salim dulu ya satu -persatu  serta peluk.

Ruang belajar madrasah rumah sang mujahid kali ini, ingin berbagi rekam jejak perjalanan belajar sang mujahid terkait dengan bahasan waktu sebagai modal kehidupan .
Kali ini kami ingin mengajarkan serta menanamkan sebuah 'pilar cinta' (waktu) sebagai modal dalam mengarungi kehidupan bagi sang mujahid. Sebagai keluarga muslim kami memahami waktu tidak sekedar sebagai modal kehidupan tapi juga waktu laksana pedang yang mampu menebas siapa saja, bagi setiap jiwa yang tak mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Sehingga adalah sebuah keniscayaan bagi kami selaku kedua orang tua  ananada Ammar untuk memahamkan sang mujahid terkait perkara ini, lebih-lebih  Allah SWT dalam Surat Cintanya ( Al-Ashr')  telah mengingatkan kepada kita, sungguh merugilah kita bila tidak dapat memanfaatkan lingkaran waktu yang kita miliki dengan semata mengabdi hanya untuk Allah SWT. 
Simulasi sederhana yang kami berikan kepada sang mujahid agar ianya memahami perkara waktu sebagai sebuah modal kehidupan dengan pendekatan belajar math fun  terkait  'elapsed time'. 

Kami memulai kegiatan memahami konsep math fun-elapsed time dengan  : 

  • Bunda  menjelaskan kepada sang mujahid berkaitan dengan makna tafsir  surat Al-Ashr 1-3 dengan pendekatan bahasa ibu  yang ideologis (dikemas dengan versi anak usia dini )  :
TQS Al- Ashr (1-3) 
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. 

Dimana perkara waktu adalah perkara penting sungguh Allah SWT telah bersumpah dengan waktu, ini menunjukkan bahwa setiap orang, khususnya seorang anak muslim harus  memiliki perhatian yang extra terkait  perkara waktu, agar ianya dapat digunakan dengan sebaik-baik mungkin di jalan yang Allah SWT Ridhoi bila ia tidak ingin merugi atau binasa karenanya . Agar waktu tidak menjadi kerugian bagi kita, maka Allah SWT memberikan penggecualian agar waktu yang kita miliki sebagai modal kehidupan  ini kita isi dengan  amal sholih  sebagai wujud konsukuensi keimanan kita, serta melakukan aktivitas saling menasehati dalam kebaikan  dan kebenaran (mewujudkan semua bentuk ketaatan dan meninggal segala bentuk perkara yang diharamkan  dalam rupa aktivitas  amar ma'ruf nahi mungkar) serta membungkus seluruh rangkaian aktivitas tadi dengan penuh  kesabaran  dalam proses perjalanannya, bila menghadapi ujian dan coba'an dalam rangka menunaikan amar ma'ruf nahi mungkar, agar kesudahan jalan ikhtiar dalam lingkaran memanfaatkan waktu tadi berbuah kesuksesan dua negeri dunia dan akhirat. Sebagaiman kami sering menanamkan kepada sang mujahid bahwa kesuksesan adalah memastikan setiap pergerakan detik yang bergulir dalam lingkaran waktu yang kita miliki   semata dalam  keridhoan Allah  SWT .
  • Menggunakan alat peraga Elapsed Time yang telah bunda buatkan bagi sang mujahid   yang berupa  sepasang jam  sebagai start clock dan end clock, serta mistar waktu 24 jam dengan pembagian daur waktu AM dan PM serta magnetik penanda start dan end. 



  • Bunda menjelaskan satu persatu nama- nama  serta fungsi dari Alat peraga diatas kepada sang mujahid, kemudian bunda jelaskan langkah-langkah  pemakaian alat peraga  math fun-elapsed time tersebut,  agar  sang mujahid dapat memahami perlahan demi perlahan serta mampu mengaplikasikan dalam keseharian lingkaran aktivitas sang mujahid selaku hamba Allah SWT.(karena ilmu untuk diamalkan )
  • Tantangan belajar kali ini dimulai dengan sang mujahid memecahkan soal cerita yang bunda bacakan yang redaksinya sebagai berikut : " Ammar adalah salah satu peserta konfrensi khilafah 2012  yang akan memberikan  pesan dari anak-anak indonesia  diacara konfrensi tersebut. Ammar mulai mendapatkan giliran menyampaikan pesan pada pukul 2 AM  hingga pukul 5 AM (waktu negara setempat*permisalan ya ^-^, ini bundanya bikin soal mengarang bebas soalnya  hehehe ) Berapa jam ammar  menyampaikan pesan? dan berapa sisa waktu luang ammar? waktu luangnya ammar isi dengan amal sholih apa lagi berikutnya? 
 



Kemudian sang mujahid mulai melakukan proses menjawab soal  dengan menempelkan sepasang jam star clock dan end clock, lalu jarum jam star clock diputar pada angka pukul 2  serta jarum jam end clock di putar pada angka pukul 5 , dilanjuti dengan bunda mengajak sang mujahid menempelkan mistar waktu  dipapan, dimana pada mistar tersebut sang mujahid menandai mistar waktu angka 2 sebagai star time serta angka 5 sebagai end time (mistar waktu warna merah untuk daur waktu AM, warna hijau untuk daur waktu PM). selanjutnya kami mulai menghitung lompatan waktu nya ( durasi waktu ammar menyampaikan pesan) ketemu ada 3 lompatan waktu berarti ammar menyampaikan pesan selama 3 jam (* Celoteh ammar :" Bunda, kok lama amat yak ammar menyampaikan pesannya ", Bunda membantin:" namanya juga soal karangan bebas heheh".
Dan Selanjutnya  kami beranjak pada proses penyelesaian soal pertanyaan  berapa sisa waktu luang ammar? serta waktu luang ammar di isi dengan amal sholih apa berikutnya? di tindak lanjuti  dengan bunda menjelaskan konsep daur waktu,   Bunda bagi kedalam 2 daur  ( pendekatan faktanya pake mistar waktu  ada daur waktu AM dan PM masing-masing ada 12 jam  warna hijau untuk PM dan merah untuk AM )jadi ammar  bisa menghitung  sisa waktu luangnya  dengan penjumlahan atau pengurangan sederhana  yaitu ( 12 AM -  3 AM= 9 AM; selanjutnya di akumulasi dengan 12 PM+ 9 AM  =21 jam total seluruh sisa waktu luang ammar. Dan Bunda mulai mengexplorasi ammar dengan menananmkan  perkara waktu jangan sampai waktu berlalu begitu saja tampa diisi dengan amal sholih, serta bunda sisipkan terkait  konsep  skala prioritas dalam amal, dengan mengajak sang mujahid  mengisi lingkaran waktunya  dengan menunaikan perkara-perkara yang wajib seperti ibadah sholat, ikut kemajelis ilmu (mengkaji islam), ikut berdakwah ,  serta ikut melakukan aksi damai dalam rangka  mengoreksi penguasa atas  kebijakan yang dzalim dll.   Dan melengkapi amal   dengan perkara-perkara yang sunnah seperti sholat dhuha,  puasa sunnah dll,  serta  untuk perkara yang mubah dipilih berdasarkan maslahatnya seperti  tidur siang , permaianan edukasi ( untuk nonton tv dirumah tidak ada jadwalnya karena kami dirumah tidak nonton tv , walaupun punya tvnya dibungkus masukin kardus ^-^). Agar  sang mujahid istiqomah dalam melakukan amal kesehariannya sebagai sebuah komitmen atas waktu maka bunda visualkan komitmen ammar dalam wujud  seperti membuat lembar aktivitas keseharian ammar ( circle time) agar pergerakan waktu yang sang  mujahid miliki menjadi berkah dalam bungkusan usia tumbuh kembang karena sejatinya usia adalah lingkaran waktu yang kita miliki yang kita isi dengan amal sholih sesuai dan ingin-Nya Allah SWT semata. dalam ruang perpacuan kebaikan semata agar berbuah kebahagian hakikiki dan  kelak semoga  disaat pertanggung jawaban semua amal, sang mujahid dapat tersenyum bahagia berjumpa dengan Allah SWT untuk mempertanggung jawabkan semua cacatan amalnya, bukan binasa dalam waktu karena salah menggunakan waktu sebagai modal kehidupan. Begitulah kami memahamkan sang mujahid dengan math fun -elapsed time yang sederhana  kami menjelaskan perkara waktu sebagai modal kehidupan. Sebagai penutup Kisah tak lupa pula kami pahamkan kepada sang mujaid setiap saat setiap waktu agar sang mujahid dapat terus berkarya (bahasa kita produktif) rasakanlah hubungan sang mujahid dengan Allah  SWT, bahwasannya Allah senantiasa melihat setiap perbuatan kita dan selalu mengawasi kita, semuanya dalam rangka agar setiap amal yang mujahid lakukan mujahid terbiasa dengan dengan menannyakan apakah Allah SWT Ridho Apa tidak atas setiap amal yang dikerjakan oleh sang mujahid .

Kisah Ruang belajar dalam lingkaran madrasah rumah kami diatas semoga bermanfaat bagi keluarga lainnya ^-^, serta bisa saling menginspirasi dalam kebaikan semata, dan melakukan perpacuan dalam kebaikan guna mengukir sejarah dengan lembar-lembar kemuliaan karya dan amal sholih.

Salam UkhtiFiiDiin,
UA

 

Selasa, 11 Juni 2013

Bunda, Ajarkan Ajal Sebagai satu- satunya Sebab Kematian (Al-Maut)

Bismillahirrahmanirrahim

Bunda sholihah, apa kabar semuanya? semoga keberkahan senantiasa menyelimuti ruang keluarga bunda sekalian dalam menjalankan aktivitas  keseharian selaku hamba Allah :)*peluk

Kali ini ingin berbagi kisah kelana perjalanan belajar  sang mujahid, dari aksara tanya sang mujahid "rasa ingin tahu anak" tentang ajal....

Bunda sholihah, Dalam lingkaran kebersamaan madrasah rumah, dalam ruang belajar entah dalam putaran waktu  yang keberapa, disaat kami mendampingi proses belajar sang mujahid terkadang mencuat pertanyaan-pertanyaan kritis iannyapun meluahkan pertanyaan dengan tiba-tiba  tanpa bisa kita prediksi pertanyaan apa yang ingin ia tanyakan, sebagai mana sang mujahid, selepas makan malam ianyapun meluahkan aksara tanya " bunda ajal itu apa?"  untuk menjawab pertanyaan sang mujahid, bunda tidak sekedar menjawab dengan kalimat yang akhsan secara verbal semata  namun belajar tentang ajal  bagi  sang mujahid    merupakan azas dalam rangka menegakkan aqidah pada sang mujahid sebagaimana kami pahamkan kepadanya. Dalam perkara ajal kami fahamkan kepada sang  mujahid dengan  pendekatan bahasa ibu dalam kandungan muatan ideologis. Bunda sholihah maaf,  jangan lakukan pemahaman ajal kepada anak  dengan kalimat " nak ajal itu  datangnya dari Allah  ". kalimat tersebut secara verbal kelihatannya baik dan benar namun belum memiliki nilai ideologis.

Bunda sholihah , mari kita fahamkan kepada anak-anak kita   bahwa tempo (ajal) adalah  satu-satunya sebab  kematian. bagi setiap mahluk yang bernyawa,   sebagaiman firman Allah SWT :
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan. ( TQS. Al- Munaafiqun:11)
Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya. (TQS. An-Nahl:61)
Ayat- ayat diatas menerangkan kepada kita bahwa ketika tempo (ajal) kematian seseorang telah berakhir, maka Allah pun tidak akan menangguhkan kematiannya. demikian pula ketika ajalnya belum berakhir, Allah juga tidak akan memajukannya. 
Bunda Sholihah,  bila kita selaku bunda tidak 'ON' (tidak kita fahami) terkait realitas kematian   berdasarkan ajaran Islam, maka kitapun akan menjawab pertanyaan terkait ajal dengan jawaban yang akan menimbulkan kekacauan pada pemahaman  anak serta kekaburan yang menutupi realitas kematian sebagai sebuah realitas agung dalam kehidupan. Akhirnya berkembang khurafat, bahwa kematian substansinya satu  tetapi penyebabnya beribu hal, hingga dalam waktu kekinian kita sering menjumpai lontaran-lontaran kalimat  semisal  bahwa kematian itu disebabkan oleh penyakit kanker, atau kecelakan, atau bisa juga karena di bunuh dll. Semua kalimat yang menjadi alasan tadi dijadikan sebagai sebab datangnnya kematian. Saat ini karena jauh nya nilai-nilai islam kaffah dalam ruang keluarga , lingkungan bahkan bernegara, akhirnya kitapun terkadang tidak dapat membedakan antara apa yang menimbulkan akibat secara pasti, layaknya hukum sebab akibat, dengan faktor-faktor kondisonal ( Al- haalah) yang memungkinkan terjadinya kematian 

Bunda sholihah, mari sama- sama kita fahamkan pula  kepada anak-nak kita bahwasannya  kehidupan dan kematian sama-sama berada di tangan Allah ( datangnnya dari Allah sebagai sebuah ketetapan). Allah lah Yang Maha Menghidupkan ( al-Muhyi) dan mematikan ( Al-Mumit), sebagaimana dalam nash- nash alqur'an  yang artinya :

  
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (TQS. Ali Imran :145)
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan[1313]. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (TQS Az-Zumar:42)
Apakah kamu tidak memperhatikan orang[163] yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan."[164]Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (TQS. Al-Baqarah :258)

Dan masih banyak  ayat- ayat Allah SWT yang senada dengan ayat-ayat diatas yang membahas perkara kematian , sejatinya ayat-ayat diatas secara gamlang menjelaskan bahwa realitas kematian yang agung  tersebut merupakan kenyataan yang di tetapkan oleh Allah  SWT. Ayat-ayat diatas pun menjelaskan bahwa Allah SWT  lah yang menjadi sebab kematian, bukan yang lainnya. Artinya bahwa realitas agung kematian tersebut bergantung pada iradah dan masyi'ah-Nya.
Bunda Sholihah, bisa kita pahamkan juga  dengan bahasa ibu  bahwa ketika Allah telah menetapkan kematian  pada manusia, pasti tidak ada seorangpun yang bisa terhidar dari kematian itu, mau lari kemanapun maka kematian tetap akan menghampirinya  meskipun ia bersembunyi dalam istanah yang kokoh sekalipun, maka sebaliknya sekalipun ianya luka parah bahkan sekarat sekalipun  bila kematian belum ditetapkan atasnya maka diapun tidak akan mati 
Bunda sholihah,  pemahaman yang juga perlu dipahamkan kepada anak-anak kita  bahwa tidak ada seorang anak manusiapun yang mengerti apa yang bakal terjadi pada dirinya , termasuk kapan, dimana , dan kondisi yang bagaimana ajal menjumpainya. Maka berikan pula motivasi serta pemahaman kepada anak-anak kita agar senantiasa berupaya menjaga dirinya  agar tidak meninggal dalam keadaan su al-khatimah, sebagaimana kisah para sahabat  bahwa kehidupan dan kematian mereka adalah perpacuan untuk mendapatkan tempat kemuliaan  yang terbaik disisi Allah, kematian bagi para sahabat perpacuan dalam perlombaan untk ikut serta dalam peperangan dalam rangka mendapatkan mati syahid , yang berarti husnul al-khatimah.
Bunda Sholihah, karena itu mengapa dahulu  para sahabat menjadi orang yang sangat berani menegakkan kebenaran, tanpa rasa takut sedikitpun terhadap kematian ?, Bunda sholihah, mari kita cermati dan resapi Dialog cinta seorang ibunda Asma' binti Abu Bakar, Bunda dari seorang pejuang  dan ianya pun  adalah seorang khalifah  yaitu Abdullah bin Az-Zubayr , Abdullah bin Az-Zubair saat menjadi seorang khalifah  yang pada waktu itu mengalami kekalahan dalam peperangan menghadapi pasukan Al-Hujjaj, Panglima Marwan Al- Hakam, Berikut Dialog Cinta itu :
"Bagaimana ini wahai ibunda? beliau (Asma') berkata: "Sesungguhnya di dalam kematian itu ada ketenangan. jika kamu terbunuh, ibumu telah merelakanmu,dan jika kamu menang, maka kamu telah menjadi cahaya kedua mataku. 'Wahai ibunda, mereka telah memberikan ananda jaminan keamanan; bagaimana menurut mu? beliau (Asma') berkata :"Wahai anakku kamu lebih tahu akan dirimu; jika kamu memang berada dalam jalan kebenaran, dan menyerukannya, maka jangan beri peluang budak bani ummayah mempermainkan kamu, tetapi jika kamu tidak berada  pada jalan kebenaran , maka tetapkan pada urusanmu dan apa yang kamu kehendaki. 'wahai Ibunda, sesungguhnya Allah benar-benar Maha Tahu, bahwa tidak ada yang ananda kehendaki selain kebenaran, dan hanya itulah yang ananda tuntut. Ananda tidak melangkah dalam keraguan sedikitpun . Sungguh, ananda menyatakan demikian, bukan untuk menenangkan hati ananda, tapi untuk menenangkan hati ibunda. 'Wahai Ibunda, Sesungguhnya ananda takut jika ananda dibunuh , mereka akan memotong-motong ananda.' Beliau (Asma') berkata:"Wahai ananda, sesungguhnya kambing tidak lagi merasakn sakitnya pemotongan ketika telah disembelih.'Segala puji hanya milik Allah yang telah memberi taufiq kepada ibunda, dan meneguhkan hati ibunda".
Bunda Sholihah , Dialog cinta tentang  jalan ikhtiar terhadap pilihan kematian(syahid) diatas, antara seorang ibu dan anaknya, seperti  sahabiyah Asma' dan anaknya Abdullah, bahwasannya kematian bukanlah lah sesuatu yang ditakuti dalam rangka memperjuangkan kebenaran,bahkan kematian (syahid) menjadi suatu kebanggaan mereka.  Pun halnya kita sebagai seorang bunda saat ini, semoga kisah diatas dapat diambil hikmah dan ibroh untuk mengarak langkah-langkah ananda agar ianya meraih kemuliaan disisi Allah SWT.
"Allahuma Atiina syahadah"......
اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِى الدِّينِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ
Ya Allah, pahamkanlah dia akan ilmu agama dan ajarilah dia ta’wilnya.”


Barakallahu fiikum wa ahlikum.....

salam saudarimu 

UA
Share