Bismillah,
Assalamu'alaikum Wr Wb,
Apa kabar para bunda sholihah? yang tengah merentas jalan ikhtiar menjadi bunda sholihah nan karimah pembangun peradaban mulia, karena aset umat (generasi) berada ditangan para bunda sekalian :). *peluk dan salim satu persatu, untuk meluruhkan dosa-dosa diantara tangan yang saling berjabat he he he.
Seperti biasa dari madrasah rumah sang mujahid kami ingin berbagi rekam jejak kisah kelana ruang belajar sang mujahid, ruang belajar malam ini mengusung tema "Jadilah Sumber Bunyi Yang Paling Mulia "
Bunda Solihah, malam ini ba'da magrib sang mujahid sepulang mengikuti halqoh yang di isi oleh Ayahnya dikomplek perumahan yang tidak jauh dari kediaman kami, ianya menghampiri bundanya mengisahkan kebersamaan aktivitas dakwah yang dijalani bersama Ayahnya, kebersamaan seperti ini bukanlah hal baru bagi sang mujahid, karena sedari dalam rahim ianya telah melakat bersama bunda dalam suasana dakwah, kami selaku orang tua ananda Ammar silih berganti mengajaknya untuk hadir dimajelis-majelis ilmu, mengunjungi rumah-rumah para ibu/bapak lainya untuk belajar dan mengajarkan ilmu-ilmu agama, karena kami ingin sang mujahid menjadi tunas unggul yang tumbuh dalam lingkaran kafilah dakwah ilallah.
Kisah kebersamaan dalam majelis ilmu (halqoh) sang mujahid luahkan dalam rupa diskusi bersama bunda, "bunda tadi aku ikut halqoh ayah di rumah ustadz fulan, pulangnya aku dikasih kue, enak lho bunda, bunda mau?", bunda menyabut tawaran sang mujahid dengan mengajukan pertanyaan " di halqoh tadi ammar belajar apa nak?" sang mujahid memberikan sepotong kue kebundanya sembari menjawab apa yang ditanyakan oleh bundanya " tentang syariat Allah dan khilafah bunda". "oh begitu" bunda menimpali sembari mengajak diskusi lebih jauh lagi dalam rangka menghujamkan pilihan sebagai pengemban dakwah dengan menggunakan fakta sains yang sederhana yaitu sumber bunyi yang harapannya sang mujahid dapat menjatuhkan pilihan aktivitas dijalan yang sama yaitu sebagai penyambung risalah yang dibawa oleh baginda Rosullah SAW.
Bunda mengarak pendalaman diskusi dengan mengatakan "nak tadi dalam halqoh pasti banyak sumber bunyi nya dung?", sumber bunyi dengan nada keheranan, "maksud bunda sumber bunyi itu apa yah bunda?" hmmm bunda mulai masuk pada sesi penjelasan " nak, sumber bunyi itu segalah sesuatu yang bisa menghasilkan bunyi", penjelasan dalam ranah definisi tak cukup bagi sang mujahid agar ianya semakin faham terkait sumber bunyi, bunda dekatkan fakta sumber bunyi dengan melakukan explorasi kepada sang mujahid , " coba Ammar cari dan amati, apa saja sumber bunyi yang ada di dekat Ammar?!".... sambil mikir sejenak sang mujahid mulai menjawab dengan mengatakan, " tangan ammar yang ammar tepuk-tepuk, ammar teriak, gelas yang ammar pukul-pukul pakai sendok bunda", kecakapan dalam menjawab pertannyaan yang bunda ajukan bunda apresiasikan dengan pujian kepada sang mujahid " masyaallah anak bunda hebat :), Allah adalah Al-Aalim, yang memberikan petunjuk kepada Ammar, dengan ilmu Yang Allah berikan kepada Ammar, Ammar mampu menjawab pertanyaan bunda dengan benar :)" dan penjelasan bunda lanjutkan dengan mengatakan " nak, saat halqoh ayah Ammar jadi sumber bunyi, suara- suara diskusi yang ada dihalqoh juga sumber bunyi, ustadz yang orasi saat aksi masiroh adalah sumber bunyi, Ammar memekikkan suara takbir adalah sumber bunyi, Ammar menyanyi lagu jayalah khilafah juga jadi sumber bunyi " menatap wajah bunda semberai berguman " Ammar orasi sumber bunyi juga?!" bunda menjawab " betul nak, bunyi atau suara orang yang berbicara, berorasi, bernyanyi, berteriak, menangis berasal dari pita suara, pita suara terletak didalam leher nak, pita suara saat ammar berbicara atau ayah berbicara saat mengisi halqoh akan bergetar, dan getaran di pita suara membuat Ammar atau Ayah bisa menghasilkan suara, getaran yang ada menandakan bunyi atau suara memiliki energi nak". Ammar semakin penasaran "bunda" sang mujahid kembali bertanya " suara Ammar keceng lho bunda saat teriak atau orasi, tapi suara ayah ga kenceng saat ngisi halqoh kenapa bunda ?!" anak sholih :) " keceng atau nggak nya suara Ammar atau Ayah sangat bergantung pada besar atau kecilnya energi bunyi yang dihasilkan oleh sumber bunyi" bunda persuasifkan fakta dengan memberikan contoh " kalo Ammar mau ngomong depan orang banyak Ammar harus punya energi suara/bunyi yang besar, dan kalo ayah cuma ngisi halqoh 3-5 orang tidak harus dengan energi bunyi yang besar , serta kenceng nggak nya suara yang kita denger tergantung jauh atau dekatnya sumber bunyi dari telinga kita" paham nak? hmmm " in sha Allah bunda " bunda mengelus ubun- ubun Ammar sembari berdo' a" Allohuma faqqihu fi diin " , untuk menguatkan pelajaran malam ini agar dapat menancap kuat dalam benak Sang mujahid agar menjadi sebuah pemahaman dalam kapasitas level usia sang mujahid, bunda mengajak Sang mujahid untuk praktek langsung terkait fakta getaran yang dihasilkan oleh sumber bunyi, dengan mengambil gelas yang di isi air bening, kemudian bunda menyuruh Ammar berteriak serta memukul mukul gelas tersebut dengan stik ice cream, dari situ sang mujahid dapat melihat gelas yang bergetar jika disekitar gelas tersebut ada sumber bunyi, sebagai mana bukti tersebut dapat dilihat pada foto berikut ini :).
Ruang diskusi malam ini merupakan proses pembelajaran bersama bagi Ayah, bunda dan Ammar, dan bunda selipkan seutas nasihat dalam rupa pesan sederhana " nak, jadilah Ammar sebagai sumber bunyi yang paling mulia dalam rangka menggetarkan pikiran dan perasan ummat karena menyeru orang kembali kepada jalan Rabbnya dengan Islam Kaffah adalah sebuah amal yang mulia, agar kelak engkau dapat memakai mahkota kemuliaan karena elok putik dakwah yang engkau lakukan sebagai sebuah kewajiban, semata- mata karena lillah billah dalam parade mulia bersama kafillah dakwah ilallah yaitu pejuang syariah dan khilafah, jadilah sumber bunyi yang menyerukan perubahan besar dunia menuju khilafah", dengan suaramu gemakan, gemakan terus islam sebagai sebuah way of life (ideologi). Tak putus- putusnya nasehat yang senada bunda gaungkan dalam kebersamaan kita jadilah engkau lentera bagi sekitar .
Duhai Mujahid Ayah dan Bunda engkau haruslah lebih baik dari kami, karena engkau telah mengenal Islam sejak dari rahim bunda, dan kami iltizamkan kelahiranmu hanya untuk perjuangan Islam , Penolong Agama Allah, Nak, pekikkan " nahnu ansharallahu"
Begitulah rona ruang belajar madrasah rumah kami malam ini, dari pelajaran sains sederhana yaitu sumber bunyi selain sang mujahid memahami kompetensi terkait identifikasi sumber bunyi, disini kamipun dapat melebarkan kompetensi dasar lainnya bagi sang mujahid yaitu untuk memahamkan bahwasannya menyeru orang kembali kejalan Rabbnya dengan Islam kaffah (dakwah) adalah sebuah kewajiban sekaligus aktivitas yang paling mulia sebagai mana firman Allah dalam Q.S Ali Imron Ayat 104 :
"“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS: Ali Imron ; 104) serta qur'an surat An-nahl ayat 125 yaitu : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl : 125)
Bunda sholihah, semoga kisah diatas, bisa saling berbagi inspirasi, merentas jalan ikhtiar untuk menjadikan anak-anak kita sebagai generasi khoiru ummah
"Allahuma faqiihu Fi Diin"
salam hangat,
Ummu Ammar
wassalam,
"“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS: Ali Imron ; 104) serta qur'an surat An-nahl ayat 125 yaitu : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl : 125)
Bunda sholihah, semoga kisah diatas, bisa saling berbagi inspirasi, merentas jalan ikhtiar untuk menjadikan anak-anak kita sebagai generasi khoiru ummah
"Allahuma faqiihu Fi Diin"
salam hangat,
Ummu Ammar
wassalam,