Rabu, 29 Mei 2013

Puisi dan Prosa Cinta untuk Sang Mujahid



saat aksara ingin meluah,perlahan iramanya menari...

membelai penggala mentari yang benderang
meruak kembali ingin untuk menuliskanmu puisi dan prosa cinta
mengalir seperti aliran darah membawa energi hingga ke sel-sel yang tersembunyi,
memesrai kembali gen-gen pewarna jiwa dan rasa
mada-mada rindu hentakan tust-tust keyboard
bak semilir angin yang berkelebat berhembus dalam setiap helaan nafas hidupku

tapi sayang wahai mujahidku ...itu bukan puisi dan prosa cinta untuk kita, seorang ibad yang penyebutnya adalah makhluk
puisi dan prosa cinta itu adalah jelujuran aksara dan rasa qolbun dari jiwa muthmainah untuk Yang Maha Indah
aliran irama syair bagi Pemilik Jiwa
puisi dan prosa cinta kita pada Sang Khaliq wa Mudabbir

genre aksara kita bukanlah genre aksara popular
tapi genre kita adalah genre pancaran kalimah syahadat
kita kan tuliskan puisi dan prosa cinta kita
dalam jelujuran aksara dan rasa,
aliran syair dan cerita,
untukNya
pada tiap aliran darah,
pada tiap helaan nafas hidup kita

cucuran darah kan menjadi warna indah pada tinta puisi dan prosa cinta kita
helain tarikan nafas menjadi rentak dalam pembuktiannya
Kita kan selalu menuliskanNya puisi dan prosa cinta, tautan irama jiwa yang tersungkur luruh
mengalir seperti aliran darah membawa energi
hingga ke sel-sel yang tersembunyi
berhembus dalam setiap helai helaan nafas kita

puisi dan prosa cinta yang menjadi sempurna saat aliran darah terhenti
saat hembusan nafas senyap ,
saat bahagia raga bersila di mimbar sang qudwah khotamal ammbiya
saat sempurna melihat wajahNya..

Bersediakah kau sayang....???? wahai mujahid hatiku penerus peradaban Islam

secarik warisan cinta dan rasa di penggala mentari untuk memesraimu dengan cara yang sangat sederhana, semoga kemilau pelangiharimu bercahaya dan penuh kebarokahan:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share